Minggu, 09 Oktober 2011

K.H Ahmad Dahlan

K.H Ahmad Dahlan

Masa Kecil


K.H Ahmad Dahlan
K.H Ahmad Dahlan dilahirkan di kampung Kauman, Yogyakarta pada 1 Agustus 1868.

Ketika masih kanak-kanak, K.H Ahmad Dahlan bernama Muhammad Darwisy. Sesudah pulang dari menunaikan ibadah haji namanya dirubah menjadi Ahmad Dahlan.

Muhammad Darwisy berasal dari keluarga ulama yang taat menjalankan perintah agama Islam.

Muhammad Darwisy adalah anak yang mandiri dan tidak manja.


Ia juga anak yang shalih karena selalu menurut dan patuh kepada orang tuanya. Ia tidak pernah berselisih dengan saudara-saudaranya.
Muhammad Darwisy juga sopan dan hormat kepada kakek , nenek , paman , bibi dan anggota keluarga lainnya.
Ketika masih kanak-kanak, Muhammad Darwisy riang gembira.
Selesai belajar, ia biasa bermain dengan teman-temannya.
Karena ia anak yang baik, ia tidak suka berkelahi dan menggangu.
Bahkan kalau teman-temannya berselisih, Muhammad Darwisy melerainya.

Teman-temannya suka berteman dengan Muhammad Darwisy.
Ia mempunyai kelebihan, yaitu biasa membuat barang permainan sendiri.
Ia anak yang trampil dan mandiri.
Hasil karyanya biasa dipakai bermain dengan saudara dan teman-temannya.
Bahkan, ia juga sering memberikan barang-barang mainannya kepada saudara dan temannya.

Masa Belajar


Sebagai putra Kauman, Muhammad Darwisy mendapat pelajaran agama dengan baik.
Ia suka belajar, terutama pengetahuan agama.
Darwisy mulai mengaji pada usia 7 tahun.

Pendidikan Muhammad Darwisy di pondok pesantren.
Waktu itu, tidak ada anak Kauman yang belajar di sekolah Belanda.
Karena siapa yang belajar di sekolah Belanda pasti akan dikucilkan oleh orang-orang dikampungnya.
Pada mulanya, Muhammad  Darwisy belajar mengaji pada ayahnya sendiri.
Sesudah remaja, ia menambah ilmu kepada berberapa Kyai terkenal.
Muhammad Darwisy belajar al-Qur'an, bahasa Arab dan ilmu agama lainnya

Ke Tanah Arab


Di usia 15 tahun, Muhammad Darwisy pergi ke tanah suci di negeri Arab untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu.
Kondisi waktu itu sangat berbeda dengan saat ini.

K.H Ahmad Dahlan pergi ke negeri Arab dengan menumpang kapal, karena waktu itu belum ada pesawat terbang.

Perjalanan itu membutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya dan tidak nyaman.
Namun beliau menjalaninya dengan penuh semangat dan ikhlas.


Saat itu belum ada pemuda yang pergi ke negeri Arab.
K.H Ahmad Dahlan termasuk pemuda yang berani, tabah, tahan menderita dan bercita-cita tinggi.
Muhammad Darwisy menuntut ilmu disana selama 5 tahun

Silsilah Keluarga


Ayah K.H Ahmad Dahlan bernama K.H Abu Bakar dan ibunya bernama Nyai Abu Bakar.
Sedangkan kakeknya bernama K.H Ibrahim.
Silsilah K.H Ahmad Dahlan dapat ditelusuri sampai Maulana Malik Ibrahim, seorang mubaligh pertama yang menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Muhammad Darwisy adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara.
Terdiri dari 5 perempuan dan 2 laki-laki.

Sepulang dari negeri Arab, K.H Ahmad Dahlan menikah dengan saudara sepupunya yang bernama Siti Walidah.
Dari pernikahannya, K.H Ahmad Dahlan dikaruniai 6 orang anak.

Mendirikan Muhammadiyah 



Ketika K.H Ahmad Dahlan masih muda, beliau telah mempunyai sebuah cita-cita yang besar dan mulia.
Cita-cita tersebut didasarkan kedaan umat Islam dan bangsa Indonesia yang tertindas akibat penjajahan Belanda.

Hampir semua orang Islam di Indonesia waktu itu berada dalam kemiskinan dan kebodohan.
Begitu juga, cara pengamalan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah



K.H Ahmad Dahlan bercita-cita                                

agar suatu saat umat Islam                                    
dan Bangsa Indonesia dapat:
a. Hidup dengan nyaman, bebas dari penjajahan.
b. Hidup layak, bebas dari kemiskinan.
c. Menjalankan ajaran Islam sesuai
 dengan ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah
                                                                   
Untuk mewujudkannya, pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 M, K.H Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yang diberi nama Muhammadiyah.

Akhir Hayat


K.H Ahmad Dahlan bekerja keras membangun dan membesarakan organisasi Muhammadiyah yang dipimpinnya sebelas tahun.
Selama itu pula, beliau tidak pernah mengenal lelah.
Beliau memikirkan serta bekerja siang-malam demi kokohnya persyarikatan Muhammadiyah di masa mendatang.

K.H Ahmad Dahlan wafat dalam usia 55 tahun, tepatnya tanggal 23 Februari 1923.
Beliau meninggal di rumah kediaman di kampung Kauman, Yogyakarta.
Beliau dimakamkan di pemakaman Karangkajen.

Sumber : Buku Aku Cinta Muhammadiyah hal 2-7

5 komentar:

  1. Assallamualaikum,
    sebuah perjalanan hidup yang cukup panjang dan berakhir dengan sebuah berkah juga rahmat untuk pahlawan kita KH.A.Dahlan.

    makasih posting yang lengkap dan bagus sekali.
    salam kenal.
    mari kita jalin ukhuwah islamiyah melalui bloger dengan saling mengunjungi.

    BalasHapus
  2. sejarah kepahlawanan baik nasional maupun agama dia adalah ulama besar yg hrs kita teladani sbgai generasi penerus dia tk mengenal lelah tuk melawan kebodohan dan penjajah mdh2an amal ibadahx d terima amin!!!!!!

    BalasHapus